Mengapa warna sangat bermakna? Refleksi fenomena pemutihan karang akibat peningkatan suhu laut

Kontributor : Akbar Reza

Karang merupakan hewan dari phylum Cnidaria yang hidupnya berkoloni membentuk terumbu. Oleh karena itu istilah terumbu dan karang sesungguhnya adalah dua istilah berbeda dimana karang merupakan individu sedangkan terumbu adalah koloni dari gabungan banyak individu. Karang sebagai hewan tidak hidup sendiri melainkan bersimbiosis dengan algae dinoflagellate bergenus Symbiodinium atau biasa disebut zooxanthellae. Melalui symbiosis ini karang memperoleh hampir 90% kebutuhan energinya dari hasil fotosintesis zooxhantellae tersebut. Selain energi, melalui simbiosis inilah karang memiliki warna yang sangat beragam.

Gambar 1. Algae simbion memberikan warna pada karang

Akan tetapi pada tahun 2015-2016 lalu para peneliti terumbu karang dikejutkan dengan sebuah fenomena yang disebut pemutihan karang atau coral bleaching. Fenomena yang terjadi di Great Barrier Reef, kawasan terumbu karang terbesar di dunia dengan panjang lebih dari 2300 km, menyebabkan karang kehilangan warnanya menjadi putih. Parahnya lagi, hanya 7% area great barrier reef yang tidak terkena dampak pemutihan karang. Hal ini menyebabkan banyak peneliti menganggap great barrier reef dalam keadaaan terminal stage atau kritis (Gambar 2).

Gambar 2. Peta kejadian pemutihan karang di kawasan Great Barrier Reef tahun 2015-2016

Kejadian coral bleaching dalam skala massif ini bukan merupakan yang pertama dan sudah terjadi kurang lebih 3 kali sejak 1998 (Gambar 3), namun yang terjadi di GBR pada tahun 2015-2016 lalu memiliki skala yang sangat massif

Gambar 3. Kejadian pemutihan karang dengan skala global dan masif

Coral bleaching atau pemutihan karang merupakan respon fisiologis dari karang dimana karang melepaskan alga simbion yang ada di dalam jaringan tubuhnya. Akibatnya, karang yang tadinya penuh warna menjadi putih. Pemutihan karang umumnya disebabkan karena karang dalam kondisi stress akibat perubahan lingkungan seperti meningkatkan temperature laut secara signifikan dan drastis atau kelebihan nutrient dari daratan. Peningkatan termperatur ini sangat berkaitan erat dengan perubahan iklim dunia yang sedang terjadi dimana secara umum terjadi peningkatan temperature dunia. Apakah karang yang sudah memutih sudah mati? Jawabannya belum tentu. Karang dapat bertahan hidup namun dalam kondisi yang sangat kritis dan sangat dekat dengan kematian jika perubahan lingkungan terus berlanjut. Karang juga dapat memperoleh warnanya kembali melalui re-akuisisi zooxhanthellae jika kondisi lingkungan memungkinkan. Namun, hal yang perlu menjadi catatan adalah jika peningkatan temperature akibat perubahan iklim ini terus terjadi, maka dapat dipastikan bahwa makin banyak terumbu karang yang akan terkena dampaknya.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.